Partner Konsorsium Multimedia

CUTI MANGGUNG FIERSA BESARI INGIN TUNTASKAN EKSPEDISI 33 GUNUNG, LAMPUNG TEMPAT PERDANA

mediarepublika.com- Akhir tahun 2019 Fiersa Besari musisi, penulis novel yang diketahui memiliki hobi naik gunung, mengabarkan di media sosialnya untuk rehat sejenak dari dunia panggung, padahal pria yang banyak digandrungi kaum hawa tersebut sedang berada di puncak karirnya. Kemudian melaui medsodnya juga ‘Bung’ -sapaan akrab Fiersa Besari mengumumkan rencana besar akan melakukan Ekspedisi 33 gunung di Seluruh Indonesia.

Ekspedisi 33 gunung adalah misi besar Bung Fiersa untuk menjelajahi 33 gunung di 33 provinsi seluruh Indonesia dan bukan sekedar mendaki naik turun gunung, tapi lebih dalam dari itu, Mengenalkan adat istiadat, memperkenalkan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat setempat. Begitupun dengan Jalur pendakian dari sudut pandang warga lokal juga adab dalam pendakian yang memang seharusnya dipersiapkan dengan matang, dimulai fisik sehat, mental, serta harus menjaga alam.
Rencana besar Bung Fiersa disambut baik para pendaki gunung khususnya Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (MAHEPEL UNILA), 13 Jan 2020 tanpa banyak yang mengetahui, Fiersa Besari bersama rekannya Arsal Bahtiar tiba di Kota Bandar Lampung tujuannya adalah untuk menggapai atap Lampung, bertemu dengan Astri dkk yang memang sudah berkomunikasi cukup lama untuk melakukan Pendakian Ke Gunung Pesagi, Lampung Barat.
Uniknya Perkenalan Astri dan Fiersa terjadi di Gunung Moreno, Sulawesi Selatan 2017 silam. Pada acara Pelatihan terkait tema Mountaineering meski dalam satu kegiatan yang sama Astri tidak menyadari bahwa rekannya tersebut adalah Artis yang namanya melejat seantero nusantara, ya mungkin karena kesederhaan Bung dan karena alam sedang menunjukkan ‘wibawanya’ hingga semua manusia sama, ungkapnya.
Ditemui di sekretariat Mahepel Unila, Astri berkisah ‘Gunung yang menjadi tujuan pertama Bung Fiersa dalam Ekspedisi 33 Gunung ini, letak administratifnya berada di Kabupaten Lampung Barat, mempunyai 2 jalur pendakian resmi, melalui Desa Hujung dan Desa Bahway. Dan pilihan bung Fiersa untuk mendaki melalui desa Hujung lalu turun melalui desa Bahway agar sensasi naik dan turun berbeda jalur’.
Gunung Pesagi yg merupakan gunung tertinggi di Provinsi Lampung mempunyai sensasi sendiri, khas gunung Sumatera dengan trek brutal, Hutan lebat yang terjaga, sekawanan burung hitam (burung penunjuk jalur) akan kita temui di jalur pendakian, Gunung yang konon magis karena dari dahulu untuk mendaki gunung harus terlebih dahulu dilakukan upacara adat, adab pendakian pun harus diperhatikan, cerita Astri bahwa pernah mendaki gunung Pesagi berkali-kali pun tidak bisa memprediksi lamanya perjalanan pernah sampai 12 jam pernah juga hanya 3 jam perjalanan sudah sampai puncak makanya sebelum memulai pendakian dipintu rimba kita berdoa dan juga mengumandangkan Adzan supaya dipemudah dalam perjalanan.
‘Selain terdapat Mushola dipuncaknya juga terdapat Tugu Batu yang infonya jika berdiri diatasnya dapat melihat jembatan Ampera yang berada di Palembang, ada juga sumur 7 (tujuh) dan pancuran mas yang kalo kita temui terdapat air didalamnya dan kita minum atau raupkan segala harapan kita terkabul ada juga kayu tas yang konon hanya berada di gunung pesagi dan Jazirah Arab, katanya bisa mengusir Makhluk jahat khasiatnya, cetusnya.
Bung Fiersa turun melalui jalur Desa Bahway. Jalur yang cukup terbuka, cocok untuk melihat pemandangan indah, spot berfoto ciamik untuk menerbangkan drone video visual. Jalur Bahway cukup panjang, hujan lebat membentuk aliran air setinggi lutut dijalur pendakian yang licin adalah teman setengah perjalanan pulang, kami terjatuh dan saling menertawakan lalu saling menolong adalah hal yang beberapa kali kami alami. Selain mendaki Pesagi rombongan juga Mengunjungi Kaki Gunung Seminung untuk merasakan berendam Air Panas, menginap di Krui yang digaungkan menjadi Bali kedua karena wisata pantainya, sembari mengabadikan pemandangan anak-anak berloncatan sore di dermaga Kuala Stabas Bukit Selalau dan menikmati senja manis di Labuhan Jukung. Lampung membuat Bung Fiersa berkali kali berdecak kagum, senang dengan segala keindahan alam nya, senang mendapati warga yang ramah dengan budaya dan bahasa lokal yang khas serta anak anak yangg dengan polos menyapa kami dengan senyum dan tawa tulus. Dan ternyata bung Fiersa fans nya banyak sekali, kami harus pergi sebelum matahari terbenam sempurna, tambahnya.
Harapan kawan-kawan Mahepel Unila untuk Lampung sendiri, semoga makin tersadar akan banyaknya kekayaan alam yang tersimpan di Bumi Khua Jukhai, makin sadar untuk saling menjaga alam, tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pembalakan liar, mencintai alam untuk hidup berkesinambungan.
Salam Lestari. Fiersa Besari, MAHEPEL Lestari!
(Hasrun Afandi)

Leave a Comment